Sesi diskusi pada Regular Meetup #22 Book at Cafe kali ini cukup meriah! Senin lalu (27/10), Book at Cafe kembali mengadakan Regular Meetup ke-22nya. Meskipun kegiatan saat itu dibuka dengan hujan lebat di Kota Malang, namun tidak menutup antusias teman-teman anggota untuk tetap hadir dan melaksanakan aktifitas bersama. Buktinya, anggota yang hadir hari itu 2x lipat dari jumlah kursi yang dipesan. Hal ini menandakan antusiasme yang tinggi dari teman-teman Kota Malang untuk kembali menggiatkan kegiatan literasi semacam ini melalui Book at Cafe. Selain membaca buku-buku non-fiksi bersama, sesi yang tidak kalah penting di Book at Cafe adalah sesi diskusi. Sesi diskusi ini adalah sesi dimana masing-masing anggota membagikan insight dan temuan menarik dari buku yang dibacanya. Apa saja yang dibahas pada Regular Meetup #22 kali ini? Tenang, mimin akan bagikan garis besar bahasannya melalui resume kali ini, ya.
Eksperimen
Diskusi kali ini diawali dengan membahas tentang eksperimen, terutama seberapa pentingnya untuk konsisten berusaha menjadi 1% lebih baik setiap harinya. Selain itu, ada konsep baru yang diperkenalkan disini yang disebut sebagai idea sex. Konsep ini menjadi pelengkap untuk eksperimen kita, dimana kita selalu mencoba berusaha untuk menggabungkan satu ide dengan ide lain untuk menjadikannya sebagai ide baru. Hal ini dibahas dalam buku Skip the Line oleh James Altucher.
Melengkapi konsep ini untuk mempermudah melakukan idea sex, maka diperlukan juga referensi ide yang cukup beragam. Kita bisa melakukan koleksi ide dimulai dari hal-hal yang kita sukai. Karena seniman sejati adalah para kolektor. Namun perlu diingat, tentu kolektor tidak akan asal-asalan mengumpulkan sampah, mereka hanya mengumpulkan hal-hal menarik yang memiliki potensi di masa depan. Meniru 1 ide atau 1 orang tentu akan dianggap sebagai plagiasi, namun jika dapat meniru banyak orang dan lalu bereksperimen untuk memodifikasinya, maka kita bisa berusaha untuk menjadi otentik dengan versi kita masing-masing. Hal ini dibahas dalam buku Steal Like an Artist oleh Austin Kleon.
Dalam mempelajari ide atau pembelajaran baru, mempelajari banyak hal dapat menjadi keuntungan khusus dalam dunia yang penuh dengan ketidakpastian. Dalam lingkungan dimana aturannya jelas, menjadi spesialis dengan mempelajari 1 hal secara mendalam mungkin akan lebih menguntungkan, namun dalam ketidakpastian, menjadi generalis dapat membuat kita lebih adaptif. Karena kita akan terbiasa untuk mengambil pengetahuan dari berbagai bidang dan menerapkannya secara kreatif ke dalam bidang lain. Hal ini dibahas dalam buku Range oleh David Epstein.
Meskipun demikian, kita juga perlu sadar dan paham tentang kapan harus menghentikan sebuah eksperimen. Seringkali berhenti melakukan sesuatu dianggap pengecut, sedangkan berjuang keras untuk melakukan satu hal berkali-kali dikatakan sebagai kegigihan. Namun apa jadinya jika kita justru berjuang keras untuk sesuatu yang tidak efektif? Bukankan lebih baik berhenti melakukannya dan mencoba hal lainnya? Oleh karena itu, dalam hal ini kita juga perlu tahu kapan untuk berhenti dari eksperimen yang kita mulai. Kriteria termudah untuk menentukan kapan berhenti adalah dengan menghitung nilai harapan (expected value) dari aktifitas/kegiatan tersebut untuk masa depan kita. Paling mudah dihitung menggunakan nilai tukar uang, namun bisa juga dihitung menggunakan waktu, opportunity cost, hubungan sosial, dan lain sebagainya. Hal ini dibahas dalam buku Quit oleh Annie Duke.
Memahami Tujuan
Bicara tentang menjadi otentik, otentik bisa menjadi cara untuk bisa melepaskan diri dari persaingan pasar yang tidak menentu. Maka dari itu sangatlah penting untuk memahami otentisitas kita masing-masing. Pengetahuan sangatlah penting untuk mencapai hal ini, oleh karena itu setiap orang wajib untuk menjadi pembelajar abadi (lifelong learner). Setiap orang perlu untuk memiliki nilai personal (value) yang selalu dipegang untuk bisa selalu fokus pada visi masing-masing, dan berusaha memberikan yang terbaik untuk lingkungannya. Hal ini dibahas dalam buku The Almanack of Naval Ravikant oleh Eric Jorgenson dan Crushing It oleh Gary Vaynerchuck.
Hal ini sangat erat kaitannya dalam membangun kekayaan dan bisnis, dimana hal utama yang perlu kita ketahui adalah sasaran atau tujuan kita masing-masing dalam membangun bisnis itu sendiri. Bisnis hanyalah sarana untuk mencapai tujuan hidup, bukan menjadi tujuan akhir itu sendiri. Perlu dipahami tentang perbedaan kekayaan (wealth) dan uang (money). Wealth adalah aset yang memproduksi nilai bahkan saat kita tidur, sedangkan money adalah alat transfer kekayaan. Tujuan kita tentu harus mengarah ke wealth dengan segala sistemnya alih-alih sekedar mendapatkan money. Hal ini dibahas dalam buku The E-Myth oleh Michael E. Gerber dan Find Your Why oleh Simon Sinek.
Meskipun demikian, tidak kalah penting juga untuk mengejar kebahagiaan hidup dari dalam, tidak hanya tentang mengejar materi. Oleh karena itu perlu juga memperhatikan fungsi otak dengan melatihnya melalui hal-hal seperti membaca, berinteraksi dengan orang lain, dan bermain game, tidur yang cukup (7-8 jam per hari), dan juga berusaha memberikan otak sedikit stress setiap harinya untuk membuatnya tetap terus berkembang. Hal ini dibahas dalam buku Ikigai oleh Francesc Miralles..
Sejarah Uang
Selain itu, Regular Meetup kali ini cukup berbeda karena ditutup dengan Book Review yang diadakan pertama kali untuk membahas tentang buku The Bitcoin Standard oleh Saifedean Ammous. Dalam buku ini, dibahas panjang lebar tentang sejarah uang selama ini, dan banyak hal yang belum kita ketahui sebelumnya tentang bagaimana uang bekerja. Terus diingatkan bahwa waktu adalah sumber daya yang paling berharga, sambil diajarkan tentang bagaimana menentukan instrumen yang tepat untuk membangun wealth yang kita bahas sebelumnya.
Itulah resume dari apa yang dibahas dalam Regular Meetup #22 Book at Cafe. Meskipun cukup berat dan padat, namun para anggota mengaku mendapat banyak gambaran besar yang belum diketahui sebelumnya. Dalam setiap diskusi, kita selalu berusaha untuk saling berbagi insight, agar mampu tumbuh secara positif bersama tanpa saling menjatuhkan. Semoga apa yang dibahas setiap minggu dapat selalu memberi manfaat dan pencerahan bagi seluruh anggotanya.
Jika kamu tertarik untuk mengikuti Regular Meetup selanjutnya, kami selalu ada di setiap hari Senin sore di kafe yang berbeda-beda. Untuk informasi lebih lengkapnya, silahkan kunjungi WhatsApp group, Instagram, atau Threads kami ya. Kami tunggu kunjungannya di minggu mendatang!
Referensi Buku
- James Altucher. 2021. Skip The Line.
 - Annie Duke. 2022. Quit.
 - Michael E. Gerber. 2019. The E-Myth Revisited.
 - Austin Kleon. 2012. Steal Like An Artist.
 - Simon Sinek. 2017. Find Your Why.
 - Gary Vaynerchuck. 2018. Crushing It!.
 - David Epstein. 2019. David Epstein.
 - Eric Jorgenson. 2020. The Almanack of Naval Ravikant.
 - Francesc Miralles. 2016. Ikigai.
 - Saifedean Ammous. 2018. The Bitcoin Standard.
 

Thanks to : Rizky, Kelvin, Danis, Justin, Mario, Rizal, Risna, Ieta, Ali, Fatur, Andy, dan Kania yang telah hadir dan meramaikan dalam Regular Meetup #22 ini.